Cara mengembangkan Moral Anak!

Apa yang menjadi
patokan untuk menjadi orang tua yang baik? Apakah ranking anak di sekolah
menjadi satu – satunya ukuran?

Apa yang harus dilakukan untuk jadi orang tua yang baik?
via i.haymarket.net.au
Ternyata tidak.
Beberapa kajian
menemukan bahwa ternyata sebagian beberapa orang tua lebih mementingkan
perkembangan kepribadian serta moral anak – anak mereka. Mereka lebih tertarik
pada usaha – usaha yang dilakukan oleh anak mereka untuk mencapai keinginannya,
atau melihat anak mereka menjadi anak yang baik hati, tenggang rasa dan senang
membantu.
Lalu bagaimana
mendidik anak agar mereka memiliki sifat – sifat tersebut?
Memang bukan hal yang
mudah untuk melakukannya, namun lihatlah sebuah video ini yang menunjukkan
seorang anak laki – laki Syria yang berbagi roti dengan teman – temannya
walaupun sedang dalam peperangan.
Mengapa bisa begitu?
Bagaimana kedua orang tua bocah ini mendidiknya sehingga dia begitu baik hati?
Pada kenyataannya di
usia 2 tahun anak – anak telah mengenali hal yang baik dan hal yang buruk.
Maka, untuk membiasakan anak berbuat hal yang benar, khususnya untuk berbagi
dengan orang lain maka para peneliti menyarankan untuk memuji mereka daripada
memberi mereka hadiah.
Alasannya adalah
karena hadiah akan membuat anak berfokus pada hadiah sehingga membuat anak
berbuat baik hanya jika ada hadiahnya. Namun jika kita memberikan pujian maka
anak akan mengerti bahwa berbuat baik dan peduli pada orang lain itu baik juga
bagi mereka.

Pujian seperti apa
yang seharusnya kita berikan pada anak?
Psikolog Christopher
J. Bryan menemukan fakta bahwa kata benda akan lebih efektif dari pada kata
kerja. Sebagai contoh pujian seperti “Wah hebat, kamu memang penolong!” akan
lebih efektif dibandingkan dengan pujian seperti “Wah hebat, kamu memang suka
menolong!”
Hal ini disebabkan
karena kata benda dalam pujian tersebut menjadi seperti cermin yang
merefleksikan diri kita sendiri. Sehingga ketika anak disebut penolong, maka
dia akan menyadari bahwa dia memiliki sifat yang suka menolong, dan seiring
waktu maka sifat tersebut akan menjadi bagian dari dirinya.
Hal yang sama juga
berlaku pada hal – hal buruk yang dilakukan oleh anak – anak. Untuk menyadarkan
anak mengenai apa yang mereka lakukan dalah hal yang tidak baik kita harus bisa
mengajarkan mereka tentang rasa malu dan rasa bersalah.
Rasa malu membuat anak
mencap dirinya sebagai orang yang tidak baik dan cenderung membuat anak merasa
rendah diri dan tidak berarti. Namun rasa bersalah memberikan efek yang
berbeda. Rasa bersalah akan membuat anak mencoba untuk melakukan hal yang baik
untuk memperbaiki kesalahan yang telah dilakukannya.
Cara yang paling
efektif untuk menunjukkan kesalahan pada anak dan membuatnya merasa bersalah
adalah dengan mengungkapkan kekecewaan kita dan menjelaskan akibat dari
kesalahan yang dilakukan oleh anak. Cara ini akan membuat anak mengerti apa
yang buruk dan menilai sikapnya sendiri, bahkan bisa jadi membuat anak mampu
berempati terhadap orang lain.
Untuk menunjukkan
kekecewaan, kita bisa menggunakan kalimat seperti “Ibu tahu adek nggak sengaja,
lain kali jangan diulangi ya?!” atau “Adek anak baik kan?! Lain kali nggak
boleh gitu ya?!”

Tapi yang perlu kita
ingat adalah, anak – anak belajar lebih cepat dengan melihat tingkah laku kita!
Jika kita memang ingin anak kita jadi orang yang baik, maka sering – seringlah
mencontohkan perbuatan – perbuatan baik kepada mereka.
Kita tidak ingin kan
suatu hari kita ditegur oleh anak kita gara – gara kita melakukan apa yang kita
larang pada mereka?!
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home