Sunday, November 12, 2017

Makalah Peran Etika dalam Kehidupan

BAB I
PENDAHULUAN

1.     Latar Belakang
Etika akan selalu menjadi penting dalam kehidupan sehari-hari. Mengingat pentingnya etika dalam kehidupan sehari-hari. Karena dengan adanya etika, manusia akan berorientasi bagaimana ia menjalankan kehidupan sehari-hari dan dapat membedakan mana yang benar atau salah dan apa yang diharapkan dalam hidup dapat tercapai. Dalam hal ini etika berperan sebagai sarana orientasi manusia. Dimana manusia hidup di suatu kelompok tidak hanya sekadar ikut-ikutan saja terhadap berbagai pihak yang menghendaki atau menetapkan bagaimana manusia hidup.
Sebelum menjelaskan lebih jauh tentang peran etika, alangkah baiknya jika mengetahui apa itu etika? Untuk memahami etika perlu terlebih dahulu untuk membedakannya dengan moral. Kata etika berasal dari bahasa Yunani Kuno Ethos; dalam bentuk tunggal yang artinya: padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perilaku, perasaan, sikap, dan cara berpikir. Dalam bentuk jamak (ta etha) artinya adat kebiasaan. Arti terakhir inilah yang menjadi dasar munculnya kata etike. Dengan demikian, berdasarkan asal-usulnya (secara etimilogi) etika dapat diartikan sebagai ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat istiadat. Etika lebih pada prinsip-prinsip dasar baik buruknya perilaku manusia, sedangkan moral untuk menyebut aturan yang lebih kongkrit. Ibaratnya ajaran moral merupakan petunjuk bagaimana kita harus bertindak sedangkan etika adalah bagaimana memberi penilaian terhadap tindakan kita. A.Sudiarja SJ menyebut “etika sebagai filsafat moral, karena objek pengamatannya adalah pandangan dan praksis moral.”
Etika tidak sama dengan ajaran moral. Franz Magnis Suseno membahas, ajaran tentang moral adalah ajaran-ajaran, wejangan-wejangan, khotbah-khotbah, patokan-patokan, kumpulan peraturan dan ketetapan entah lisan atau tertulis, tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar ia menjadi manusia yang baik. Sedangkan pengertian moral, menurut Bertens yang dikutip oleh Abdul Kadir Muhammad menyatakan bahwa kata yang sangat dekat dengan etika adalah moral. Kata ini berasal dari bahasa latin “mos”, jamaknya mores yang juga berarti adat kebiasaan. Secara etismologis kata etika sama dengan kata moral yang mengandung pengertian adat kebiasaan. Perbedaannya dari bahasa asalnya yakni etika berasal dari bahasa Yunani, sedangkan moral berasal dari bahasa Latin..
Tapi dalam kenyataanya etika perlahan-lahan mulai hilang seiring perkembangan zaman, coba kita lihat peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar kita banyak sekali persoalan yang melanggar etika, hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran manusia akan pentingnya etika. Hal inilah yang menyebabkan terjadi berbagai peristiwa yang melanggar moral.Apalagi dengan adanya pluralisme moral, keberagaman moral setiap daerah bahkan negara, dan kemajuan zaman yang ditandai munculnya modernisasi serta globalisasi. Hal ini tentu saja, mengakibatkan banyaknya moral serta kebiasan barat masuk dan tanpa pembatasmenjamah adat ketimur-an.
Selanjutnya apa hubungan etika dengan agama? Pada dasarnya etika memang tidak dapat menggantikan agama. Dari sudut pandang yang lain, etika tidak bertentangan dengan agama, bahkan diperlukan. Dengan demikian, keduanya saling diperlukan dan tidak perlu dipermasalahkan. Dalam bahasa Sudiarja “agama dan etika saling melengkapi satu sama lain”.Franz Magnis Suseno menyatakan bahwaEtika memang tidak dapat menggantikan agama, tetapi etika dapat membantu agama dalam memecahkan masalah yang sulit dijawab oleh agama. Namun, sebaliknya jika memutlakkan etika tanpa agama justru akan berbahaya.
Hukum adalah suatu sistem yang dibuat untuk membatasi tingkah laku manusia agar terkontrol dengan baik yang berupa peraturan atau ketentuan-ketentuan tertulis maupun tidak tertulis dan menyediakan sanksi bagi yang melanggarnya. Lalu apa hubungan etika dengan hukum?
Hukum adalah suatu sistem yang dibuat oleh manusia untuk membatasi tingkah laku manusia agar tingkah laku tersebut dapat terkontrol dengna baik, dapat berupa peraturan atau ketentuan-ketentuan tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur kehidupan manusia dan menyediakan sangsi bagi siapapun yang melanggarnya. Hukum mempunyai tugas untuk menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat. Etika dengan Hukum pun sama-sama memiliki hubungan.
Dikarenakan hal-hal tersebutlah disusun makalah berjudul Peran Etika dalam Kehidupan. Penyusun berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dan semakin meningkatkan perhatian masyarakat terhadap penerapan etika dalam dunia yang semakin medern.

2.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka muncul pertanyaan:
a.       Apa peran Etika dalam dunia modern?
b.      Apa hubungan antara etika dengan agama?
c.       Apa hubungan antara etika dengan hukum?
d.      Apa upaya yang perlu dilakukan untuk menerapkan etika dalam kehidupan sehari-hari?
e.        
3.     Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari makalah, yaitu;
a.       Mengetahui apa peran etika dalam dunia modern
b.      Mengetahui apa hubungan etika dengan agama
c.       Mengetahui apa hubungan etika dengan hokum
d.      Mengetahui upaya yang perlu dilakukan untuk menerapkan etika dalam kehidupan sehari-hari
4.     Manfaat Makalah
Adapun manfaat dari makalah ini adalah sebagai penambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca. Agar pembaca memiliki pemahaman  mendasar tentang etika serta dapat mengambil tindakan yang tepat.

5.     Metode makalah
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah metode pustaka. Penyusunan dilakukan dengan mencari sumber dari buku dan artikel di internet.


BAB II
ISI

2.1.     Peran etika dalam kehidupan modern
Pentingnya peran etika dalam kehidupan sehari-sehari adalah sebagai sarana untuk berorientasi atau mengenalkan pada setiap individu pada masyarakat. Karena orientasi merupakan salah satu kebutuhan manusia dalam bersosialisasi. Bayangkan saja, jika masyarakat tidak melakukan orientasi, maka tidak akan terbentuk kehidupan tentram dan teratur.
Lalu bagaimana dengan adanya perubahan zaman? Sebenarnya bukan zamannya yang berubah akan tetapi, manusia sendiri yang telah melakukan perubahan. Akhir-akhir ini perubahan manusia yang terjadi ditandai dengan maraknya globalisasi kemudian modernisasi dan westernisasi. Sehingga etika dari negeri barat berkembang di negeri timur, khususnya Indonesia.
Sebagai pemikiran secara kritis, sistematis tentang moralitas, etika diartikan pula sebagai ilmu. Yakni etika sebenarnya tidak perlu dimiliki oleh setiap orang, walaupun setiap orang membutuhkan moralitas. Karena yang dihasilkan etika bukanlah kebaikan, melainkan sebuah pemahaman yang lebih mendasar serta kritis tentang apa yang dianggap baik dan buruk secara moral. Untuk apa pemahamann seperti itu bagi manusia? Seperti yang sudah diketahui bahwa manusia digambarkan sedang melakukan orientasi. Ada beberapa alasan penting mengapa etika pada zaman kita semakin diperlukan.

a.      Adanya pluralisme moral
Bukan fiktif belaka bahwa kita hidup dalam zaman yang semakin pluralistik, tidak terkecuali dalam hal moralitas. Bukti dari pluralisme yang cukup fenomenal dapat dilihat dari kejadian penyerangan brutal beberapa ormas keagamaan dengan atribut keagamaan di Silang Monas pada 1 Juni 2008. Keinginan agar pemerintah membubarkan jemaat Ahmadiyah menjadi hal yang melatarbelakangi peristiwa ini. Opini yang beredar bahwa para aktivis AKKBB atau Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan membela Ahmadiyah.
Selain itu, keberagaman ras yang tersebar di indonesia menjadikan manusia saling berkelompok antar ras masing-masing dan akhirnya terpecah belah menjadi kelompok-kelompok tertentu yang melakukan diskriminasi dan merendahkan kelompok ras yang lainya.
b.     Munculnya kepedulian etis yang semakin universal
Gejala paling mencolok tentang kepedulian etis adalah Deklarasi Universal tentang Hak-hak Azasi Manusia, yang diproklamirkan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB)pada 10 Desember 1984. Proklamasi ini pernah diseebut sebagai kejadian etis paling penting dalam abad ke-20, dan merupakan pernyataan pertama yang diterima secara global karena diakui oleh semua anggota PBB.
c.      Hantaman gelombang modernisasi.
Dewasa ini masyarakat hidup dalam masa transformasi yang tanpa tanding. Perubahan yang terus terjadi seperti sebuah hantaman yang mengenai semua segi kehidupan, yaitu gelombang modernisasi. Yang dimaksud modernisasi dalam hal ini bukan hanya menyangkut barang atau alat eletronik yang canggih saja, melainkan juga dalam halcara berpikir yang berubah secara radikal. Cara berpikir radikal yang semakin berkembang sepertirasionalisme, individualisme, nasionalisme, sekularisme, materialisme, konsumerisme, pluralismereligius serta cara berpikir dan pendidikan modern yang telah banyak mengubah lingkungan budaya, sosial dan rohani masyarakat kita.
d.     Tawaran berbagi ideologi
Proses perubahan sosial budaya dan moral yang terus menerus terjadi terkadang membuat bingung bagi banyak orang atau kelompok. Banyak yang merasa kehilangan pegangan. Tidak tahu harus memilih apa dan berbuat apa. Hal ini menarik beberapa pihak yang tidak bertanggungjawab memanfaat dengan menawarkan ideologi-ideologi mereka sebagai jawaban atas kebingungan tadi. Ada banyak orang yang terombang-ambing dan akhirnya mengikuti tawaran atas daya tarik mereka pribadi.
e.      Tantangan bagi agamawan
Etika juga diperlukan oleh para agamawan untuk tidak menutup diri terhadap persoalan-persoalan praktis kehidupan umat manusia. Di satupihak agama menemukan dasar kemantapan mereka dalam iman kepercayaan mereka, namun sekaligus diharapkan juga mau berpartisipasi tanpa takut-takut dan menutup diri dalam semua dimensi kehidupan masyarakat yang sedang mengalami perubahan hampir disegala bidang. Walau etika tidak dapat menggantikan agama, namunetika tidaklah bertentangan dengan agama, bahkan agama memerlukan etika.
f.        Hubungan antara etika dan agama
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa etika dan agama adalah dua hal yang tidak harus dipertentangan. Antara etika dan agama adalah dua hal yang saling membutuhkan.Hubungan etika dan agama akan membuat keseimbangan, dimana agama bisa membantu etika untuk tidak bertindakhanya berdasarkan rasio dan melupakan kepekaan rasa dalam diri manusia, pun etika dapat membantu agama untuk melihat secara kritis dan rasional tindakan –tindakan moral.
Dalam pandangan Magnis Suseno, etika adalah usaha manusia untuk memakai akal budi dan daya fikirnya untuk menyelesaikan masalah bagaimana ia harus hidup kalau ia mau menjadi baik, itulah sebabnya mengapa justru kaum agama diharapkan betul-betul memakai rasio dan metode-metode etika.
Kita dapat mengatakan bahwa etika, secara filosofis menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan agama-agama, khususnya bagi negara-negara yang majemuk seperti Indonesia. Etika secara rasional membantu kita mampu untuk memahami dan secara kritis melihat tindakan moral agama tertentu.

2.2.     Hubungan etika dengan hukum
Konsep etika dan hukum adalah suatu ide untuk menggolongkan nilai-nilai dan moral yang menyangkut masalah dan disiplin pribadi, di sertai aturan guna membatasi tingkah laku manusia agar dapat terkontrol. Jadi, hukum dan etika memiliki kesamaan sebagai nilai-nilai moral yang menyangkut masalah pribadi. Bedanya terdapat bahwa etika merupakan pemahaman mengenai baik buruknya tingkah manusia sedangkan hukum merupakan aturan yang membatasi tingkah laku manusia.
Upaya untuk menerapkan etika dalam kehidupan sehari-hari
Adapun upaya yang perlu dilakukan untuk menerapkan etika dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dengan memegang teguh pendirian adat ketimuran yang sudah ada sejak dulu atau tetap menggunakan kebiasan pendahulu kalaupun ada pengaruh dari kemajuan zaman, maka manusia hanya perlu mengkajinya, mana yang baik dan sesuai dengan kultur yang ada, bersikap kritis terhadap perubahan serta tidak mudah terpengaruh ideologi yang tidak sesuai dengan ideologi pancasila, maksud bersikap kritis disini bukan seenaknya menolak atau menerima ide-ide baru, melainkan melakukan penilaian kritis serta objektif untuk memahami sejauh mana ide-ide tersebut dapat diterima dan dengan tegas ditolak, dan memiliki prinsip yang kuat bahwa dalam beretika tetap menggunakan agama sebagai landasannya karena pada dasarnya etika sendiri membutuhkan agama agar manusia tidak mengabaikan kepekaan rasa.










BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Pentingnya peran etika dalam kehidupan sehari-sehari adalah sebagai sarana untuk berorientasi atau mengenalkan pada setiap individu pada masyarakat. Etika dan agama adalah dua hal yang tidak harus dipertentangan. Antara etika dan agama adalah dua hal yang saling membutuhkan. Dapat dikatakan bahwa hubungan etika dan agama merupakan hubungan timbal balik yang saling membutuhkan. Etika tidak dapat berjalan sendiri dengan rasionalitasnya, pun agama tidak dapat berjalan sendiri dengan doktrinnya.  Hukum dan etika memiliki kesamaan sebagai nilai-nilai moral yang menyangkut masalah pribadi. Bedanya terdapat bahwa etika merupakan pemahaman mengenai baik buruknya tingkah manusia sedangkan hukum merupakan aturan yang membatasi tingkah laku manusia. Bersikap kritis dan objektif terhadapa berbagai ide-ide yang muncul. Sepatutnya kita mengkaji, sejauh mana ide itu dapat diterima dan secara tegas ditolak.

3.2 Saran
Seperti yang sudah tertera pada rumusan masalah, bahwa peran etika pada masa yang semakin modern ini perlu dibatasi atau perlu adanya sikap kritis serta objektif dari manusia. Jika suatu ketika muncul ide, bukan berarti kita menolak mentah-mentah, melainkan mengkaji dan melihat baik buruknya. Sehingga manusia tidak seenaknya mengadopsi ide-ide yang muncul.





DAFTAR PUSTAKA

Bertens, K. 2001. Etika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Magnis Suseno, Frans. 1997. Etika Dasar: Masalah-masalah Pokok Filsafat Manusia. Yogyakarta: Kanisius.
Poespoprodjo, W. 1996. Filsafat Moral. Bandung: Remaja Karya.
Vos, H. De. 1987. Pengantar Etika. Yogyakarta. Tiara Wacana.


0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home