Sunday, April 30, 2017

Penyakit karena HIV/AIDS dan Pencegahannya



1.     HIV/AIDS di Indonesia
Indonesia adalah negara yang rawan HIV/AIDS. Penyakit karena HIV/AIDS ditularkan melalui cairan tubuh manusia (darah, air mani, dan cairan Vagina) yang mengandung Human Immunodeficiency Virus (HIV). Penyakit ini sulit disembuhkan, meskipun telah ditemukan obatnya, namun harganya mahal. Virus HIV merusak sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan kematian.
Menurut penelitian, 80% pengguna narkoba dengan jarum suntik mengidap hepatitis B atau C, 40-50% mengidap HIV/AIDS. Penyakit hepatitis B dan C adalah radang hati karena virus, yang mudah menjadi kronis dan menjadi penyebab kanker serta kematian.
Hal-hal yang menyebabkan Indonesia rawan penularan HIV, antara lain adalah sebagai berikut :
a.       Bandara internasional, pelabuhan laut yang banyak, dan jaringan jalan raya yang luas, sebagai pintu masuk dan tempat penyebaran penularan HIV;
b.      Mudahnya lalu lintas penduduk dengan perbatasan antara negara-negara tetangga yang mempunyai tingkat penyakit HIV/AIDS tinggi;
c.       Banyaknya kelompok berisiko tinggi (pecandu narkoba, wanita/pria tuna susila, dan homoseks) yang dapat menularkan kepada orang lain termasuk keluarganya;
d.      Kecenderungan perilaku seks bebas.

2.     HIV dalam Tubuh Manusia
Untuk dapat berada dalam tubuh manusia, HIV harus masuk langsung ke aliran darah orang yang bersangkutan. Di luar tubuh manusia, HIV sangat cepat mati. HIV mudah mati oleh air panas, sabun, dan bahan pencuci hama lain.
Karena HIV cepat mati di luar tubuh manusia, HIV tidak dapat menular lewat udara seperti virus lain, misalnya, influenza. Dalam tubuh manusia, HIV hanya berenang pada sel darah putih tertentu, yang disebut sel T4 yang terdapat pada cairan-cairan tubuh. Oleh karena itu, HIV dapat ditemukan terutama dalam cairan-cairan tubuh, yaitu darah, air mani (semen), dan cairan vagina. Penularan terjadi lewat salah satu atau lebih cairan tubuh itu dan masuk ke aliran darah seseorang.
Orang yang mengidap HIV dalam tubuh disebut HIV positif. Ia belum menunjukkan gejala apapun, sehingga secara fisik tidak beda dengan orang lain yang sehat. Namun, ia mempunyai potensi sebagai sumber penularan, artinya dapat menularkan virus itu kepada orang lain.
Untuk mengetahui apakah seseorang terpapar HIV dilakuakn pemeriksaan laboratorium dengan mengambil sampel darahnya. Akan tetapi, hal itu baru dapat dilakukan paling sedikit tiga bulan setelah orang itu terpapar HIV sehingga besar kemungkinan selama masa itu ia telah menularkannya kepada orang lain.

3.     Penyakit AIDS
Setelah 5 – 10 tahun tertular HIV, penderita mulai menunjukkan gejala bermacam-macam penyakit yang muncul karena rendahnya daya tahan tubuh. Barulah ia menderita penyakit AIDS (Acquired Immune Deficieny Syndrome).
Syndrome adalah kumpulan gejala, immune adalah kekebalan, sedangkan acquired berarti diperoleh atau  didapat. AIDS bukan penyakit keturunan, tetapi didapat karena terinfeksi HIV, AIDS adalah kumpulan tanda dan gejala penyakit akibat kehilangan atau menurunnya sistem kekebalan tubuh seseorang. Dalam tubuh manusia, sel-sel darah berfungsi melawan dan membunuh kuman atau bibit penyakit  yang masuk ke dalam tubuh. Jika seseorang mengidap HIV maka virus ini menghancurkan sel-sel darah putih. Ia tidak mampu lagi melawan kuman penyakit dan mudah terserang penyakit infeksi lain.
Penyakit ringan seperti influenza, misalnya, yang pada orang sehat dapat sembuh dalam waktu beberapa hari, bagi pengidap HIV dan penderita AIDS, akan menetap dalam waktu lama, bahkan semakin parah. Ia dapat meninggal karena penyakit infeksi lain yang sulit disembuhkan.
Dari perjalanan HIV menjadi AIDS terdapat lima tahapan penyakit, masing-masing menunjukkan gejala-gejala tersendiri, sebagai berikut :
1.      Tahap awal infeksi HIV : gejala mirip influenza (demam, rasa lemah, lesu, sendi terasa nyeri, batuk, nyeri tenggorokan, dan pembesaran kelenjar). Gejala ini biasanya berlangsung beberapa hari atau beberapa minggu saja, lalu hilang dengan  sendirinya.
2.      Tahap tanpa gejala: meskipun ia tidak menunjukkan gejala, tetapi pada tes darah ditemukan antibodi HIV dan disebut HIV +. Masa ini dapat berlangsung bertahun-tahun (5-7 tahun).
3.      Tahap ARC (AIDS Related Complex) : menucul gejala-gejala AIDS. ARC adalah istilah bila didapati dua atau lebih gejala yang berlangsung selama tiga bulan atau lebih, yaitu demam disertai keringat malam ; penurunan berat badan lebih dari 10 % dalam tiga bulan ; kelemahan tubuh yang mengganggu aktivitas sehari-hari ; pembesaran kelenjar secara lebih luas, diare (mencret) berkala atau terus menerus dalam waktu lama tanpa sebab yang jelas ; batuk dan sesak napas lebih dari 1 bulan ; kulit gatal dan bercak-bercak merah kebiruan ; sakit tenggorokan dan pendarahan yang tak jelas sebabnya.
4.      Tahap AIDS : muncul infeksi lain yang berbahaya (TBC, Jamur,dan lain-lain) karena kekebalan tubuh telah demikian rusak, disebut infeksi oportunistik. Disamping itu, dapat terjadi kanker kulit dan kanker kelenjar getah bening.
5.      Tahap gangguan otak / susunan saraf pusat : dapat mengakibatkan kamatian sel otak dan gangguan mental. Gangguan mental yang terjadi berupa demensia (gangguan daya ingat), penurunan kesadaran, gangguan psikotik, depresi, dan gangguan saraf.


4.     Cara Penularan HIV
HIV ditularkan melalui hubungan seksual dengan lawan jenis dan sejenis, seta lewat darah, seperti transfungsi darah dan transpalasi organ tubuh yang terinfeksi HIV, pemakai jarum suntik, atau tato yang mengandung HIV. Ditularkan juga melalui ibu kepada anak yang dalam kandungan, dan disusui.

Oleh karena itu, orang yang memiliki resiko tinggi terinfeksi HIV adalah :
a.       Hubungan seksual yang tidak aman dengan orang yang terinfeksi HIV :
b.      Penggunaan jarum suntik, tindik, tato tidak steril serta pengguna narkoba suntikan dengan bergantian.
c.       Tranfusi darah yang telah tercemar HIV.
d.      Bayi yang dikandung, dilahirkan, dan disusui ibu yang terinfeksi HIV (30%).
HIV juga dapat ditemukan dalam jumlah sangat kecil dalam  air mata, air liur, cairan otak, dan keringat. Namun, belum ada bukti bahwa HIV dapat ditularkan melalui cairan-cairan tersebut. HIV juga tidak terdapat dalam air kencing, tinja, dan muntahan. HIV juga tidak menembus kulit yang utuh, yaitu kulit yang tidak lecet atau terluka.
Kegiatan yang dapat menularkan HIV/AIDS
1.      Hubungan seksual tidak aman.
http://www.pacitankab.go.id/berita/images/news/female_symbol.jpg
2.      Pemakaian jarum suntik bergantian.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhM3zdw8jbxcaiQdm3yavaUrdp3j1lbAryWe1zMbZp2ueIBApDbH0txHPK6pNtzwSF6O8LgCpZgrFFeCFhuc8HmxIhrH3sCD6Bj4faWepq9xw6QY68gydZO4SYTUKWP0_XiO9pIjEi8rmk/s200/a.jpg


3.      Tranfusi darah terceram.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinxCULbS9SWddmxMJ9AG7ImXT18uLDxLs2ipKtpsxTh7PHoZojX9OOeKF9ZcqzGQBn1UbwKqDR7910rViJuJW-5ZVatbJpy7sZOHmevVuIY7yIDPRwVHJVIDi6agrezjZqBjsvetzsJuY/s1600/transfusi+darah.jpg
4.      Ibu HIV + hamil, melahirkan dan menyusui.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_doyCFlLaWjdCmXwkXIwBdX9c4A-Yk_TB3OHzfgYF5WnJSdG-lwKIaSwoUfD7Txca6cYwd_qf_eCBhPnX9WkR5QeUQMaEuXyq3oairIyD3Rmy8TBLJ1kKZrWKNc71XI-fjEmKw_m41jr0/s400/a9235_kartun.jpg
Oleh karena itu, hal-hal yang tidak menularkan HIV adalah sebagai berikut :
1.      Bersenggolan atau berjabat tangan dengan pengidap HIV;
2.      Bersentuhan dengan pekaian dan barang lain bekas penderita AIDS;
3.      Penderita AIDS bersin atau batuk-batuk di depan kita;
4.      Mencium pipi / dahi;
5.      Berenang di kolam renang atau menggunakan WC yang sama;
6.      Melalui makanan dan minuman, gigitan nyamuk, dan serangga lain.

5.     Pencegahan HIV / AIDS
Banyak hambatan untuk menanggulangi HIV/AIDS di Indonesia, karena :
a.       Jumlah penderitanya meningkat, tetapi sebagian besar tidak diketahui;
b.      Kaitannya dengan perilaku seksual;
c.       Perpindahan penduduk yang sukar dihindari;
d.      Belum ada obat atau vaksin terhadap HIV;
e.       Belum menjadi prioritas sehingga alokasi biaya sangat rendah;
f.        Ketidakberdayaan kaum wanita / istri terhadap pria/suami.


Oleh karena itu, pencegahan HIV/AIDS sangat penting, yaitu sebagai berikut :
a.      Pencegahan melalui kontak seksual
1.      Tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah;
2.      Hubungan seks hanya dilakukan melalui pernikahan yang sah;
3.      Tidak berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seks;
4.      Jika salah satu pihak telah terinfeksi HIV, gunakan kondom;

b.     Pencegahan melalui darah
1.      Tranfusi dengan darah yang tidak tercemar HIV;
2.      Sterilisasi penggunaan jarum suntik dan alat-alat lain yang melukai kulit;
3.      Menghindari menggunakan narkoba;
4.      Tidak menggunakan alat-alat, seperti alat suntik, alat tindik, alat tato, pisau cukur, dan sikat gigi bersama dengan orang lain;
5.      Mensterilkan peralatan medis dan non medis yang berhubungan dengan cairan tubuh manusia.

c.      Pencegahan penularan ibu kepada anak
1.      Ibu dengan HIV + mempertimbangkan kembali kehamilannya;
2.      Ibu tidak dapat menyusui bayinya dengan ASI.

d.     Pencegahan melalui pendidikan gaya hidup
1.      Komunitas, informasi, dan edukasi pada masyarakat;
2.      Menghindari gaya hidup hedonsitik yang mencari kesenangan sesaat.





Daftar Pustaka

Economic And Social Commision For Asia And Pacific. 1995. Community Based Drug Demand Reduction And HIV/AIDS Prevention. A Manual For Planners, Practioners, Trainers and evaluators. New york : United Nations.

Nunuk Kusniati, Dra, dkk. 1998. PMS & HIV/AIDS. Modul 4. Bandung. Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia.

Pedoman Pelatihan dan Modul Pendidikan Sebaya (Peer Education) dalam Rangka Pendidikan Pencegahan HIV/AIDS di Lingkungan Pendidikan Tinggi (Untuk Mahasiswa). 1997. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan & The AIDS Control & Prevention (AIDSCAP) Project, Family Health International. Jakarta.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home