Makah Keanekaragaman Hayati
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Keanekaragaman hayati atau
biodiversitas adalah suatu istilah pembahasan yang mencakup semua bentuk
kehidupan, yang secara ilmiah dapat dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu
mencakup gen, spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem dan
proses-proses ekologi dimana
bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya.
Keanekaragaman
hayati sangat penting bagi kelangsungan dan kelestarian makhluk hidup.
Keanekaragaman dapat terjadi akibat proses evolusi dan adaptasi. Evolusi adalah
perubahan yang terjadi dalam waktu lama yang akan membentuk makhluk hidup yang
berbeda dengan asalnya sehingga akan menimbulkan spesies baru. Sedangkan
adaptasi adalah proses penyesuaian diri
terhadap linkungan yang berbeda akan menghasilkan makhluk hidup yang
berbeda pula. Misalnya burug galatik yang hidup di kepulauan Galapagos, pada
mulanya burung galatik berasal dari tempat yang sama di amerika selatan. Oleh
karena hidupnya berpindah-pindah dan menghuni tempat yang berbeda, lama
kelamaan paruh burung galatik mengalami perubahan sesuai dengan kondisi
lingkungan baru.
1.2. Rumusan Masalah
1. Jelaskan
Keanekaragaman gen dan jenis makhluk hidup yang ada disekitar !
2. Sebutkan
jenis organisme khas daerah atau wilayah diseluruh indonesia !
3. Jelaskan
ciri keanekaragaman hayati pada tingkat
gen, jenis dan ekosistem !
4. Sebutkan
contoh keanekaragaman hayati indonesia dan pemanfaatannya !
5. Sebutkan
peranan manusia dalam memengaruhi keanekaragaman hayati ?
6.
Jelaskan cara Memaparkan
usaha pelestarian hayati di indonesia !
1.3. Tujuan Penulisan
1. Mengidentifikasi
keanekaragaman gen dan jenis makhluk hidup yang ada disekitarnya.
2. Mengetahui
jenis organisme khas daerah atau wilayah diseluruh indonesia.
3. Membandingkan
ciri keanekaragaman hayati pada tingkat
jenis, gen dan ekosistem
4. Memberikan
contoh keanekaragaman hayati indonesia dan pemanfaatannya.
5. Mendeskripsikan
peranan manusia dalam memengaruhi keanekaragaman hayati.
6.
Memaparkan usaha
pelestarian hayati di indonesia .
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Keanekaragaman Gen Dan Jenis Makhluk
Hidup
Keanekaragaman hayati mencakup
keanekaragam gen, keanekaragaman jenis dan keanekaragaman ekosistem.
a. Keanekaragaman Gen
Susunan perangkat gen menentukan
ciri dan sifat pada individu yang bersangkutan. Keanekaragaman susunan
perangkat gen menentukan keanekaragaman individu. Setiap individu
mempunyai susunan gen yang berbeda dengan individu lainnya, walaupun
termasuk kedalam jenis yang sama. Variasi susunan gen pada individu-individu
yang termasuk dalam jenis sama akan mengakibatkan adanya variasi bentuk,
penampilan, dan sifat yang tampak akan berbeda. Variasi tersebut adalah sebagai
keanekaragaman gen atau individu.
Variasi bentuk, penampilan dan sifat
antar individu tanaman padi merupakan contoh keanekaragaman gen. pada tumbuhan.
Variasi bentuk, penampilan antar individu tikus merupakan contoh keanekaragaman
pada hewan.
Keanekaragaman warna bunga pada
tanaman mawar. Bentuk, rasa, warna pada buah mangga, serta keanekaragaman
sifat, warna bulu dan bentuk pial pada ayam, ini semua disebabkan oleh pengaruh
perangkat pembawa sifat yang disebut dengan gen. Semua makhluk hidup dalam satu
spesies/jenis memiliki perangkat dasar penyusun gen yang sama. Gen merupakan
bagian kromosom yang mengendalikan ciri atau sifat suatu organisme yang
bersifat diturunkan dari induk/orang tua kepada keturunannya.
Gen pada setiap individu, walaupun
perangkat dasar penyusunnya sama, tetapi susunannya berbeda-beda bergantung
pada masing-masing induknya. Susunan perangkat gen inilah yang menentukan ciri
atau sifat suatu individu dalam satu spesies.
Keanekaragaman yang terjadi secara
alami adalah akibat adaptasi atau penyesuaian diri setiap individu dengan
lingkungan, seperti pada rambutan. Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi
sifat yang tampak (fenotip) suatu individu di samping ditentukan oleh faktor
genetiknya (genotip). Sedangkan keanekaragaman buatan dapat terjadi antara lain
melalui perkawinan silang (hibridisasi), seperti pada berbagai jenis mangga.

Perbedaan sifat pada jenis mangga dapat Anda amati
pada tabel berikut:
No.
|
Mangga
|
Bentuk Buah
|
Rasa
|
arima
|
1.
2. 3. |
golek
kuini gedong |
lonjong panjang
bulat telur, besar bulat, kecil |
manis
manis lebih manis |
tidak wangi
wangi tidak wangi |
Pada manusia juga terdapat keanekaragaman
gen yang menunjukkan sifat-sifat berbeda, antara lain ukuran tubuh (besar,
kecil, sedang); warna kulit (hitam, putih, sawo matang, kuning); warna mata
(biru, hitam, coklat), serta bentuk rambut (ikal, lurus, keriting). Cobalah
perhatikan diri Anda
Jadi keanekaragaman hayati
tingkat gen: Gen mengekspresikan berbagai variasi dari satu jenis makhluk
hidup, seperti tampilan pada bunga ros merah dengan putih, ukuran daun, tinggi
pohon, dsb
b. Keanekaragaman Jenis
Variasi bentuk, penampilaan dan
sifat yang terlihaat pada berbagai jenis organisme disebut keanekaragaman
jenis.
Sebagai contoh keanekaragaman jenis
pada tumbuhan adalah variasi bentuk, penampilaan dan sifat antara tanaman padi,
jagung dan tebu. Variasi bentuk, penampilan dan sifat antara ayam, tikus dan
kucing sebagai contoh keanekaragaman jenis pada hewan.
Dapatkah Anda membedakan antara
tumbuhan kelapa aren, nipah dan pinang? Atau membedakan jenis kacang-kacangan,
seperti kacang tanah, kacang buncis, kacang kapri, dan kacang hijau? Atau Anda
dapat membedakan kelompok hewan antara kucing,harimau, singa dan citah? Jika
hal ini dapat Anda bedakan dengan benar, maka paling tidak sedikitnya anda
telah mengetahui tentang keanekaragaman jenis.
Contoh, dalam keluarga
kacang-kacangan, antara lain; kacang tanah, kacang kapri, kacang hijau dan
kacang buncis. Di antara jenis kacang-kacangan tersebut Anda dapat dengan mudah
membedakannya, karena antara mereka ditemukan ciri-ciri yang berbeda antara
ciri satu dengan yang lainnya. Misalnya ukuran tubuh atau batang (ada yang
tinggi dan pendek); kebiasaan hidup (tumbuh tegak, ada yang merambat), bentuk
buah dan biji, warna biji, jumlah biji, serta rasanya yang berbeda.
c. Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem adalah berbagai jenis
makhluk hidup yang berinteraksi dengaan lingkungaannya. Lingkungan yang
dimaksud adalah lingkungan fisik (iklim, air, tanah, udara, cahaya suhu dan
kelembaban) daan lingkungan kimia (salinitas, keasaman dan mineral). Makhluk
hidup disebut komponen biotik, lingkungan disebut komponen abiotik. Interaksi
dapat terjadi antar komponen biotik atau antara komponen biotik dengan komponen
abiotik.
Suatu tipe ekosistem tertentu
mempunyai kombinasi orgaanisme dan unsur lingkungan yang khas, berbeda dengan
lsusunan kombinasi faktor-faktor biotik dan abiotik pada ekosistem yang lain.
Perbedaan yang demikian disebut keanekaragaman ekosistem.
Contoh keanekaragaman ekosistem
adalah macam-macam ekosistem sungai, ekosistem kolam, ekosistem sawah dan
ekosistem hutan.
2.2.Jenis Organisme Khas
Daerah
1.
Gajah Sumatera

Gajah Sumatra adalah subspesies dari
gajah Asia yang hanya berhabitat di pulau Sumatra. Gajah Sumatra berpostur
lebih kecil daripada subspesies gajah India. Populasinya semakin menurun dan
menjadi spesies yang sangat terancam. Sekitar 2000 – 2700 ekor gajah Sumatra
yang tersisa di alam liar berdasarkan survei tahun 2000. Sebanyak 65% populasi
gajah Sumatra lenyap akibat dibunuh manusia dan 30% kemungkinan diracuni
manusia. Sekitar 83% habitat gajah Sumatra telah menjadi wilayah perkebunan akibat
perambahan yang agresif untuk perkebunan.
2.
Komodo

Komodo, atau yang selengkapnya
disebut biawak komodo (Varanus komodoensis), adalah spesies kadal terbesar di
dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami
di Nusa Tenggara. Biawak ini oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut
dengan nama setempat ora.Termasuk anggota famili biawak Varanidae, dan klad
Toxicofera, komodo merupakan kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang
2-3 m. Ukurannya yang besar ini berhubungan dengan gejala gigantisme pulau,
yakni kecenderungan meraksasanya tubuh hewan-hewan tertentu yang hidup di pulau
kecil terkait dengan tidak adanya mamalia karnivora di pulau tempat hidup
komodo, dan laju metabolisme komodo yang kecil.[4][5] Karena besar tubuhnya,
kadal ini menduduki posisi predator puncak yang mendominasi ekosistem tempatnya
hidup.Komodo ditemukan oleh peneliti barat tahun 1910. Tubuhnya yang besar dan
reputasinya yang mengerikan membuat mereka populer di kebun binatang. Habitat
komodo di alam bebas telah menyusut akibat aktivitas manusia dan karenanya IUCN
memasukkan komodo sebagai spesies yang rentan terhadap kepunahan. Biawak besar
ini kini dilindungi di bawah peraturan pemerintah Indonesia dan sebuah taman
nasional, yaitu Taman Nasional Komodo, didirikan untuk melindungi mereka.
3. Burung Cendrawasih

Burung-burung cendrawasih merupakan
anggota famili Paradisaeidae dari ordo Passeriformes. Mereka ditemukan di
Indonesia timur, pulau-pulau selat Torres, Papua Nugini, dan Australia timur.
Burung anggota keluarga ini dikenal karena bulu burung jantan pada banyak
jenisnya, terutama bulu yang sangat memanjang dan rumit yang tumbuh dari paruh,
sayap atau kepalanya. Ukuran burung cendrawasih mulai dari Cendrawasih Raja
pada 50 gram dan 15 cm hingga Cendrawasih Paruh-sabit Hitam pada 110 cm dan Cendrawasih
Manukod Jambul-bergulung pada 430 gram.Burung cendrawasih yang paling terkenal
adalah anggota genus Paradisaea, termasuk spesies tipenya, cendrawasih kuning
besar, Paradisaea apoda. Jenis ini dideskripsikan dari spesimen yang dibawa ke
Eropa dari ekpedisi dagang. Spesimen ini disiapkan oleh pedagang pribumi dengan
membuang sayap dan kakinya agar dapat dijadikan hiasan. Hal ini tidak diketahui
oleh para penjelajah dan menimbulkan kepercayaan bahwa burung ini tidak pernah
mendarat namun tetap berada di udara karena bulu-bulunya. Inilah asal mula nama
bird of paradise (‘burung surga’ oleh orang Inggris) dan nama jenis apoda –
yang berarti ‘tak berkaki’.Banyak jenis mempunyai ritual kawin yang rumit,
dengan sistem kawin jenis-jenis Paradisaea adalah burung-burung jantan
berkumpul untuk bersaing memperlihatkan keelokannya pada burung betina agar
dapat kawin. Sementara jenis lain seperti jenis-jenis Cicinnurus dan Parotia
memiliki tari perkawinan yang beraturan. Burung jantan pada jenis yang dimorfik
seksual bersifat poligami. Banyak burung hibrida yang dideskripsikan sebagai
jenis baru, dan beberapa spesies diragukan kevalidannya. Jumlah telurnya agak
kurang pasti. Pada jenis besar, mungkin hampir selalu satu telur. Jenis kecil
dapat menghasilkan sebanyak 2-3 telur(Mackay 1990).
4. Harimau Bali

Harimau Bali (Panthera tigris
balica) adalah subspesies harimau yang sudah punah yang dapat ditemui di pulau
Bali, Indonesia. Harimau ini adalah salah satu dari tiga sub-spesies harimau di
Indonesia bersama dengan harimau Jawa (juga telah punah) dan harimau Sumatera
(spesies terancam)Harimau ini adalah harimau terkecil dari tiga sub-spesies;
harimau terakhir ditembak pada tahun 1925, dan sub-species ini dinyatakan punah
pada tanggal 27 September 1937. Karena besar pulau yang kecil, hutan yang
terbatas, populasi yang tidak pernah lebih besar dan dianggap tidak ada yang
selamat hari ini.Spesies ini punah karena kehilangan habitat dan diburu.
5. Badak Sumatera

Badak Sumatra (Dicerorhinus
sumatrensis) adalah satu-satunya badak bercula dua tinggal di Asia. Mereka saat
ini terdaftar dalam golongan hampir punah oleh International Union for
Conservation of Nature (IUCN) dan merupakan salah satu mamalia yang paling
langka ditemukan di alam liar. Mereka telah diburu sampai mendekati kepunahan,
terutama untuk tanduk yang diyakini memiliki sifat obat dan juga digunakan
untuk diukir. Ada juga masalah dengan habitat alami mereka ditebang untuk
membuat jalan bagi industri dan pertanian. Badak Sumatera ditemukan di hutan
hujan tropis di daerah-daerah terisolir di Indonesia. Mereka paling aktif di
malam hari, makan di pagi dan sore hari, dan menghabiskan sebagian besar hari
dan beristirahat di kolam lumpur. Mereka telah tercatat bermigrasi,
menghabiskan lebih sejuk bulan di lembah-lembah dataran rendah dan menghabiskan
bagian panas tahun di daerah pegunungan. Badak Sumatra adalah khas dalam bahwa
mereka ditutupi rambut, tidak seperti anggota lain spesies. Rambut mereka
panjang, berbulu, dan berwarna coklat kemerahan dengan bersembunyi di bawahnya
menjadi kelabu seperti warna dan berlapis baja. Kedua jenis kelamin memiliki
dua tanduk yang tumbuh keluar dari hidung mereka, dan tanduk depan terasa lebih
besar daripada bagian belakang klakson. Jantan ‘tanduk agak lebih besar
daripada betina’. Mereka dapat mencapai ketinggian orang dewasa penuh sekitar
8-10 kaki (2-3 meter) dengan tinggi bahu sekitar 4 kaki (135 cm). Mereka
memiliki ekor relatif panjang, berukuran sekitar 20 inci (50 cm). Sangat kekar
binatang, mereka dapat mencapai bobot dewasa sekitar 1000 kg (2200 pounds).
6. Anoa

Anoa adalah hewan khas Sulawesi. Ada
dua spesies anoa yaitu: Anoa Pegunungan (Bubalus quarlesi) dan Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis). Keduanya
tinggal dalam hutan yang tidak dijamah manusia. Penampilan mereka mirip dengan
kerbau dan memiliki berat 150-300 kg. Anak anoa akan dilahirkan sekali setahun.
Kedua spesies tersebut dapat
ditemukan di Sulawesi, Indonesia. Sejak tahun 1960-an berada dalam status
terancam punah. Diperkirakan saat ini terdapat kurang dari 5000 ekor yang masih
bertahan hidup. Anoa sering diburu untuk diambil kulitnya, tanduknya dan
dagingnya.
7. Babirusa

Babirusa (Babyrousa babirussa)
hanya terdapat di sekitar Sulawesi, Pulau Togian, Malenge, Sula, Buru dan
Maluku. Habitat babirusa banyak ditemukan di hutan hujan tropis. Hewan ini gemar
melahap buah-buahan dan tumbuhan, seperti mangga, jamur dan dedaunan. Mereka
hanya berburu makanan pada malam hari untuk menghindari beberapa binatang buas
yang sering menyerang.
Panjang tubuh babirusa sekitar 87 sampai 106 sentimeter. Tinggi babirusa berkisar pada 65-80 sentimeter dan berat tubuhnya bisa mencapai 90 kilogram. Meskipun bersifat penyendiri, pada umumnya mereka hidup berkelompok dengan seekor pejantan yang paling kuat sebagai pemimpinnya.
Panjang tubuh babirusa sekitar 87 sampai 106 sentimeter. Tinggi babirusa berkisar pada 65-80 sentimeter dan berat tubuhnya bisa mencapai 90 kilogram. Meskipun bersifat penyendiri, pada umumnya mereka hidup berkelompok dengan seekor pejantan yang paling kuat sebagai pemimpinnya.
8. Burung Merak

Merak adalah tiga spesies burung
dalam genus Pavo dan Afropavo dari familia ayam hutan (pheasant),
Phasianidae. Burung jantannya memiliki bulu ekor yang indah yang dapat
dikembangkan untuk menarik perhatian merak betina.
9. Orang Utan

Orang utan (atau orangutan, nama
lainnya adalah mawas) adalah sejenis kera besar dengan lengan panjang dan
berbulu kemerahan atau cokelat, yang hidup di hutan tropika Indonesia dan
Malaysia, khususnya di Pulau Kalimantan dan Sumatera.
Orangutan ditemukan di wilayah hutan hujan tropis Asia Tenggara, yaitu di pulau Borneo dan Sumatra di wilayah bagian negara Indonesia dan Malaysia.
Orangutan ditemukan di wilayah hutan hujan tropis Asia Tenggara, yaitu di pulau Borneo dan Sumatra di wilayah bagian negara Indonesia dan Malaysia.
Di Sumatra, salah satu populasi
orangutan terdapat di daerah aliran sungai (DAS) Batang Toru, Sumatera Utara.
Populasi orangutan liar di Sumatra diperkirakan sejumlah 7.300. Di DAS Batang
Toru 380 ekor dengan kepadatan pupulasi sekitar 0,47 sampai 0,82 ekor per
kilometer persegi. Populasi orangutan Sumatra (Pongo abelii lesson) kini
diperkirakan 7.500 ekor. Padahal pada era 1990 an, diperkirakan 200.000 ekor.
Populasi mereka terdapat di 13 daerah terpisah secara geografis. Kondisi ini
menyebabkan kelangsungan hidup mereka semakin terancam punah.
10. Burung Maleo

Maleo Senkawor atau Maleo, yang
dalam nama ilmiahnya Macrocephalon maleo adalah sejenis burung gosong
berukuran sedang, dengan panjang sekitar 55cm, dan merupakan satu-satunya
burung di dalam genus tunggal Macrocephalon. Yang unik dari maleo
adalah, saat baru menetas anak burung maleo sudah bisa terbang. Ukuran telur
burung maleo beratnya 240 gram hingga 270 gram per butirnya, ukuran rata-rata
11 cm, dan perbandingannya sekitar 5 hingga 8 kali lipat dari ukuran telur
ayam. Namun saat ini mulai terancam punah karena habitat yang semakin sempit
dan telur-telurnya yang diambil oleh manusia. Diperkirakan jumlahnya kurang
dari 10.000 ekor saat ini.
2.3.Contoh keanekaragaman
hayati dan pemanfaatnnya
1.
Manfaat dari Segi Ekonomi
Jenis hewan (fauna) dan tumbuhan
(flora) dapat diperbarui dan dimanfaatkan secara berkelanjutan. Beberapa jenis
kayu memiliki manfaat bagi kepentingan masyarakat.Indonesia maupun untuk
kepentingan ekspor. Jenis kayu-kayu tersebut antara lain adalah Kayu
Ramin, Gaharu, Meranti, dan Jati jika di ekspor akan menghasilkan devisa bagi
negara. Beberapa tumbuhan juga dapat dijadikan sebagai sumber makanan yang
mengandung karbohidrat, protein, vitamin serta ada tumbuhan yang dapat
dimanfaatkan sebagai obat-oabatan dan kosmetika. Sumber daya yang berasal dari
hewan dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan dan untuk kegiatan industri.
Dua pertiga wilayah Indonesia adalah
perairan yang dapat dijadikan sumber daya alam yang bernilai ekonomi. Laut,
sungai, dan tambak merupakan sumber-sumber perikanan yang berpotensi ekonomi.
Beberapa jenis diantaranya dikenal sebagai sumber bahan makanan yang mengandung
protein.
2.
Manfaat dari Segi Wisata dan Ilmu Pengetahuan
Kekayaan aneka flora dan fauna sudah
sejak lama dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Hingga saat ini
masih banyak jenis hewan dan tumbuhan yang belum dipelajari dan belum diketahui
manfaatnya. Dengan demikian keadaan ini masih dapat dimanfaatkan sebagai sarana
pengembangan pengetahuan dan penelitian bagi berbagai bidang pengetahuan.
Misalnya penelitian mengenai sumber makanan dan obat-obatan yang berasal dari
tumbuhan. Umumnya secara langsung manusia menjadikan hewan sebagai objek wisata
atau hiburan.
3.
Manfaat dari Segi Sosial dan Budaya
Masyarakat Indonesia ada yang
menetap di wilayah pegunungan, dataran rendah, maupun dekat dengan wilayah
perairan. Masyrakat tersebut telah terbiasa dan menyatu dengan keadaan
lingkungan sekitarnya. Kegiatan memanen hasil hutan maupun pertanian merupakan
kebiasaan yang khas bagi masyarakat yang tinggal di pegunungan atau dataran
tinggi.
Masyarakat tersebut yang hidup
berdekatan dengan laut, sungai, dan hutan memiliki aturan tertentu dalam upaya
memanfaatkan tumbuhandan hewan. Masyarakat memiliki kepercayaan tersendiri
mengenai alam. Dengan adanya aturan-aturan tersebut, keanekaragaman hayati akan
terus terjaga kelestariannya.
4.
Manfaat dalam Ekologi
Keanekaragaman hayati merupakan
komponen ekosistem yang sangat penting, misalnya hutan hujan tropis. Hutan
hujan tropis memiliki nilai ekologis atau nilai lingkungan yang penting bagi
bumi, antara lain:
Merupakan paru-paru bumi Kegiatan
fotosintesis hutan hujan tropis dapat menurunkan kadar karbondioksida (CO2) di
atmosfer, yang berarti dapat mengurangi pencemaran udara dan dapat mencegah
efek rumah kaca.
Dapat menjaga kestabilan iklim
global, yaitu mempertahankan suhu dan ke lembaban udara. Selain berfungsi untuk
menunjuang kehidupan manusia, keanekaragaman hayati memiliki peranan dalam
mempertahankan keberlanjutan ekosistem. Masing-masing jenis organisme memiliki
peranan dalam ekosistemnya. Peranan ini tidak dapat digantikan oleh jenis yang
lain. Sebagai contoh, burung hantu dan ular di ekosistem sawah merupakan
pemakan tikus. Jika kedua pemangsa ini dilenyapkan oleh manusia, maka tidak ada
yang mengontrol populasi tikus. Akibatnya perkembangbiakan tikus meningkat cepat
dan di mana-mana terjadi hama tikus.
Selain berfungsi untuk menunjuang
kehidupan manusia, keanekaragaman hayati memiliki peranan dalam mempertahankan
keberlanjutan ekosistem. Masing-masing jenis organisme memiliki peranan dalam
ekosistemnya. Peranan ini tidak dapat digantikan oleh jenis yang lain. Sebagai
contoh, burung hantu dan ular di ekosistem sawah merupakan pemakan tikus. Jika
kedua pemangsa ini dilenyapkan oleh manusia, maka tidak ada yang mengontrol
populasi tikus. Akibatnya perkembangbiakan tikus meningkat cepat dan di
mana-mana terjadi hama tikus.
Tumbuhan merupakan penghasil zat
organik dan oksigen, yang dibutuhkan oleh organisme lain. Selain itu,
tumbuh-tumbuhan dapat membentuk humus, menyimpan air tanah, dan mencegah erosi.
Keanekaragaman yang tinggi memperkokoh ekosistem. Ekosistem dengan
keanekaragaman yang rendah merupakan ekosistem yang tidak stabil. Bagi manusia,
keanekaragaman yang tinggi merupakan gudang sifat-sifat unggul (plasma nutfah)
untuk dimanfaatkan di kemudian hari.
5.
Manfaat dalam Farmasi
Manusia telah lama menggunakan
sumber daya hayati untuk kepentingan medis. Selain pengobatan tradisional,
pengobatan moderenpun sangat tergantung pada keragaman hayati terutama tumbuhan
dan mikroba. Sumber daya dari tanaman liar, hewan dan mikroorganisme juga
sangat penting dalam pencarian bahan-bahan aktif bidang kesehatan. Banyak
obat-obatan yang digunakan saat ini berasal dari tanaman; beberapa
antibiotik, berasal dari mikroorganisme, dan struktur kimia baru ditemukan
setiap saat.
6.
Manfaat dalam Ilmu pengetahuan dan Teknologi
Kekayaan aneka flora dan fauna sudah
sejak lama dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Hingga saat ini
masih banyak jenis hewan dan tumbuhan yang belum dipelajari dan belum diketahui
manfaatnya. Dengan demikian keadaan ini masih dapat dimanfaatkan sebagai sarana
pengembangan pengetahuan dan penelitian bagi berbagai bidang pengetahuan.
Misalnya penelitian mengenai sumber makanan dan obat-obatan yang berasal dari
tumbuhan.
7.
Manfaat Industri
Keanekaragaman hayati dapat
dijadikan sebagai sumber pendapatan (dapat mendatangkan devisa untuk industri).
Misalnya untuk bahan baku industri, rempah-rempah, dan perkebunan. Bahan-bahan
industri misalnya: kayu gaharu dan cendana untuk industri kosmetik, kayu jati dan
rotan untuk meubel, teh dan kopi untuk industri minuman, gandum dan kedelai
untuk industri makanan, dan ubi kayu untuk menghasilkan alcohol. Rempah-rempah,
misalnya lada, vanili, cabai, bumbu dapur. Perkebunan misalnya: kelapa sawit
dan karet.
8. Manfaat
keanekaragaman hayati untuk masyarakat:
ü Merupakan
sumber kehidupan, penghidupan dan kelangsungan hidup bagi umat manusia, karena
potensial sebagai sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan serta kebutuhan
hidup yang lain
ü Merupakan
sumber ilmu pengetahuan dan tehnologi
ü Mengembangkan
sosial budaya umat manusia. Pemanfaatan keanekaragaman hayati bagi masyarakat
ini harus dilakukan secara berkelanjutan yaitu manfaat yang tidak hanya untuk
generasi sekarang tetapi juga untuk generasi yang akan dating. Oleh karena itu,
mari kita lestarikan keanekaragaman hayati yang ada di sekitar kita agar dapat
dimanfaatkan oleh generasi yang akan datang.
2.4.Peran Manusia Dalam
Keanekaragaman Hayati
a.
Manusia sebagai organisme yg dominan secara ekologis
Manusia memiliki peranan penting
dalam biosfer karena manusia merupakan makluk yang dominan secara ekologik.
Terdapat 2 alasan mengapa manusia disebut
dominan secara ekologik,yaitu :
ü Manusia
dapat berkompetisi secara lebih baik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya terutama
dalam hal makanan,jika dibandingkan dengan makluk lain selain yang ada dalam
ekosistem
ü Manusia
mampu memberikan pengaruh yang besar terhadap lingkungan tempat hidupnya atau
terhadap organisme lain.
Suatu makluk dikatakan dominan
secara ekologik,apabila menyangkut jumlah populasi,ukuran tubuh dankemampuan
untuk mengubah lingkungannya.
b.
Manusia sebagai makhluk pembuat alat
Kemampuan membuat alat, erat
hubungannya dengan sifat tegak manusia yang memungkinkan dia bebas menggunakan
tangannya, disamping itu ,kemampuan itu juga erat hubungannya dengan kemampuan
pengelihatan,kecekatan, dan kemampuan penalaran otaknya yang tinggi, jadi
manusia menjadi dominan dalam ekosistem berkat kemampuan membuat danmenggunakan
alat.
Manusia juga merupakan organisme
yang membudidayakan makanannya. Perubahan hidup dari pengumpulan makanan
menjadi penanam serta pemetik hasil tanam,merupakan suatu pencapaian yang
memiliki dampak ekologi yang luas. Alat-alat pertanian berkembang dari tingkat
penanaman menjadi mesin modern yang dapat mengelolah tanah yang jauh lebih
luas.dengan demikian,terbentuklah ekosistem dibuatan manusia
c. Manusia
sebagai makhluk perampok
Perkembangan dominasi manusia
sejalan dengan perkembangan alat-alat yang digunakan .manusia dikenal sebagai
makhluk yang paling hebat dalam mengeksploitasi ekosistem. Ia dapat
mengeksploitasi ekosistem darat maupun air. Halini terjadi karena
sifatnya yang omnivor dan kebutuhannya yang beraneka ragam ,sejak semula
manusia mengeksploitasi ekosistem tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan
makanannya saja, tetapi juga keperluanlainnya ,misalnya pakaian dan perumahan.
Sebagai salah satu mata rantai dari
jaring-jaring makanan,manusia dapat memusnahkan organisme lain yang
berkompetisi dengannya,dalam mendapatkan makanan dan kebutuhan lainnya. manusia
juga mengeksploitasi ekosistem untuk keperluan yang konsumtif ,misalnya untuk
kepercayaan seperti hewan kurban,hewan untukolahraga, untuk peliharaan,maupun
untuk pretise sosial. Sedangkan tumbuhan juga dijadikan sebagai tumbuhan
estetika seperti bunga hias.
d. Manusia
sebagai sebab evolusi
Pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan merupakan penyebab utama dalam proses evolusi organik. Evolusi
alamiah berlangsung sangat lambat,tetapi perusakan alam oleh manusia baik
disengaja maupun tidak akanmempercepat evolusi organik. Akibatnya adalah
menurunya jumlah organisme tertentu bahkan ada beberapa yang punah .tetapi lain
pihak terdapat organisme jenis tertentu jumlahnya meningkat dengan pesat
terutama varietasnya. Semua ini adalah akibat dari adanya intervensi manusia.
Cara manusiamempercepat evolusi
adalah dengan membudidayakan hewan dan tumbuhan, menciptakan habitat baru,
serta penyebaran hewan dan tumbuh-tumbuhan. Sampai sekarang manusia masih terus
mengusahakan perkembangan varietas baru yangmemenuhi kebutuhan dan selera
manusia.
Selain mengubah habitat yang diikuti
terciptanya varietas baru organisme,manusia juga mempercepat evolusi dengan
mandistribusikan hewan dan tumbuhan baru tersebut ke wilayah dimana awlnya
tidak ada organisme tersebut. Kadar penyebaran ini dipercepat lagi dengan
perbaikan komunitas dari suatu tempat ke tempat lain.
e. Manusia
sebagai makhluk pengotor
Manusia merupakan satu-satunya
makhluk yang mengotori lingkungan. hewan membuang kotoran berupa faeses yang
dapat diuraukan untuk daur ulang karena terdiri dari zat organik.tetapi pada
manusia,selain faeses,manusia juga membuang kotoran zat organik lain yang
penguraiannya sangat lambat. Kotoran tersebut berasal dari bahan sintetik dan
bahkan zat yang beracun.
Sumber kotoran manusia ini berasal
dari rumah .perkebunan.tempat kerja ,alat transportasi dan kegiatan lain. Semua
ini akan mencemari lingkungan .bahan pengotor ini biasanya adalah zat buangan
yang dapatberbentuk padat ,cair,maupun gas.
Bahan buangan berbentuk gas
merupakan polutan yang banyak dihasilkan oleh industri,misalnya senyawa karbon
(CO,CO2,hidrokarbon) ,belerang dioksida,dan lain-lainnya. Juga dapat
dihasilkan dari pembakaran sampah atau barang tambang seperti batu bara.
Peranan Manusia yang bersifat negatif terhadap lingkungan antara lain
sebagai berikut :
ü Eksploitasi
yang melampaui batas sehingga persediaan Sumber Daya Alam makin menciut (depletion);
ü Punah atau
merosotnya jumlah keanekaan jenis biota;
ü Berubahnya
ekosistem alami yang mantap dan seimbang menjadi ekosistem binaan yang tidak
mantap karena terus menerus memerlukan subsidi energi;
ü Berubahnya
profil permukaan bumi yang dapat mengganggu kestabilan tanah hingga menimbulkan
longsor;
ü Masuknya
energi bahan atau senyawa tertentu ke dalam lingkungan yang menimbulkan
pencemaran air, udara, dan tanah. hal ini berakibat menurunnya kualitas
lingkungan hidup. Pencemaran dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan
dan terhadap manusia itu sendiri;
Peranan Manusia yang menguntungkan
lingkungan antara lain :
ü
Melakukan eksploitasi Sumber Daya
Alam secara tepat dan bijaksana terutama SDA yang tidak dapat diperbaharui;
ü
Mengadakan penghijauan dan reboisasi
untuk menjaga kelestarian keaneka jenis flora serta untuk mencegah terjadinya
erosi dan banjir;
ü
Melakukan proses daur ulang serta
pengolahan limbah agar kadar bahan pencemar yang terbuang ke dalam lingkungan
tidak melampaui nilai ambang batasnya;
ü
Melakukan sistem pertanian secara tumpang
sari atau multi kultur untuk menjaga kesuburan tanah. Untuk tanah pertanian
yang miring dibuat sengkedan guna mencegah derasnya erosi serta terhanyutnya
lapisan tanah yang mengandung humus;
ü
Membuat peraturan, organisasi atau
undang-undang untuk melindungi lingkungan dan keanekaan jenis makhluk hidup.
3. Upaya Pelestarian
Keanekaragaman Hayati di Indonesia-
Tekanan berbagai
kepentingan pemanfaatan hayati di banyak kawasan, mengancam kekayaan margasatwa
Indonesia. Kepulauan Indonesia berupa alam sangat luas dan penting baik secara
nasional, maupun internasional. Indonesia mempunyai tanggung jawab dunia dan nasional
untuk memerhatikan secara sungguh-sungguh mengenai perlindungan. Kini lebih
dari 350 daerah di Indonesia ditetapkan untuk konservasi, meliputi upaya
pelestarian ekosistem dan melindungi tanah dan air. Selain itu, Indonesia juga
harus memperhatikan hal-hal yang mengkhawatirkan, seperti: 1) bagian terkaya
daerah pelestarian telah hilang di daerah hutan penebangan; 2) petani mencari
keuntungan lebih untuk nafkah hidup; 3) pembangunan jalan melintasi batas hutan
dan menembus taman nasional; 4) pencarian dan penambangan mineral di banyak
taman nasional dan kawasan lindung, sehingga mengganggu hutan dan margasatwa,
juga pencemaran yang tinggi; 5) kelambanan penanganan pelestarian akan
mempercepat hilangnya hayat, hilangnya banyak daerah dan jenis khas yang tak
tergantikan
Banyak kegiatan
yang dapat kita lakukan untuk menjaga dan memelihara keanekaragaman hayati.
Contohnya, ikut berpartisipasi ketika ada kegiatan penghijauan di daerah dekat
rumahmu. Penghijauan dapat dilakukan dengan mudah, seperti menanam pohon di
ruang terbuka di sekitar rumah Anda atau di taman perumahan Anda. Dengan
menanam tanaman di tempat-tempat tersebut, Anda telah ikut melestarikan
jenis-jenis tanaman yang Anda tanam itu. Mungkin saja tanaman yang Anda tanam
tersebut mulai jarang ditemui di masa yang akan datang.
Pemerintah kita
juga telah mengeluarkan undang-undang tentang usaha perlindungan dan pengawetan
alam atau konservasi untuk sumber daya hayati yang jumlahnya semakin menyusut.
Perlindungan alam itu sendiri dapat dikelompokkan menjadi perlindungan
alam umum dan perlindungan alam khusus. Perlindungan
alam umum berguna untuk menjaga alam sebagai satu kesatuan flora, fauna, dan
tanahnya. Perlindungan alam umum terbagi menjadi perlindungan alam ketat dan
perlindungan alam terbimbing.
Perlindungan
alam ketat adalah perlindungan alam yang tidak memperbolehkan campur tangan
manusia dalam usaha perlindungannya. Misalnya, di Taman Nasional Ujung Kulon.
Sementara itu, perlindungan alam terbimbing adalah perlindungan alam di bawah
bimbingan para ahli, misalnya di kebun raya dan taman nasional. Taman nasional
memiliki area yang lebih besar dibandingkan kebun raya. Di daerah ini tidak
diperbolehkan adanya bangunan rumah tinggal maupun industri.
Kebun raya
maupun taman nasional selain sebagai tempat pelestarian juga dimanfaatkan untuk
penelitian, pendidikan, atau tempat wisata. Contoh kebun raya adalah Kebun Raya
Bogor. Adapun contoh taman nasional (Gambar 4.13) antara lain
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (+ 15.000 ha), Taman Nasional Kerinci
Seblat (+ 1,5 juta ha), dan Taman Nasional Meru Betiri (+ 50.000 ha).
Sementara itu,
perlindungan alam khusus melindungi unsur alam tertentu. Misalnya, perlindungan
Botani untuk melindungi tumbuhan tertentu; perlindungan Zoologi untuk
melindungi hewan tertentu; perlindungan Geologi untuk melindungi formasi
geologi tertentu; perlindungan Antropologi untuk melindungi suku bangsa
tertentu; dan perlindungan suaka margasatwa untuk melindungi hewan tertentu.
Perlindungan
alam juga terbagi berdasarkan tempat dilakukannya perlindungan, yaitu menjadi
perlindungan alam in situ dan ex situ. Pelestarian in
situ merupakan pelestarian alam yang dilakukan di habitat aslinya.
Pelestarian ini dapat berupa pembuatan taman wisata, taman nasional, dan hutan
lindung. Sementara itu, pelestarian ex situ merupakan pelestarian alam
yang dilakukan bukan di habitat aslinya. Contoh pelestarian ex situ adalah
kebun koleksi, kebun botani, kebun binatang, dan kebun plasma nutfah. Di kebun
koleksi, dikumpulkan plasma nutfah unggul semua varietas dari spesies tertentu
sesuai tujuan pelestarian. Contoh kebun koleksi adalah Kebun Koleksi Kelapa di
Bone-Bone. Di kebun botani dikumpulkan berbagai jenis tumbuhan sehingga di
lahan yang terbatas dapat ditemukan ribuan jenis tumbuhan.
Contoh kebun botani
adalah Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas di Jawa Barat, dan Kebun Raya
Purwodadi di Jawa Timur. Di kebun binatang disimpan berbagai jenis binatang
untuk keperluan pelestarian, pendidikan, dan rekreasi. Contoh kebun binatang
adalah Kebun Binatang Ragunan, Kebun Binatang Bandung, dan Kebun Binatang
Gembira Loka Yogyakarta. Di kebun plasma nutfah, plasma nutfah dari suatu
spesies beserta kerabat-kerabatnya dilestarikan. Adapun contoh kebun plasma
nutfah adalah kebun plasma nutfah di Cibinong.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Alam Indonesia sangat kaya akan
keberagaman flora dan fauna, keberagaman tersebut dikenal dengan keanekaragaman
hayati. Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yang
menunjukakan keseluruhan variasi gen, spesies, dan ekosisitem di suatu daerah.
Penyebebab keanekaragaman hayati ada 2 faktor, yaitu faktor genetik dan faktor
luar. Faktor genetik relatif konstan / stabil pengaruhnya terhadap morfologi
(fenotip) organisme. Sebaliknya faktor luar relatif labil pengaruhnya terhadap
morfologi (fenotip).
Tidak ada
makhluk hidup yang bisa hidup sendiri,
terpisah dan terasing dari makhluk hidup lain. Manusia, hewan, dan tumbuhan
adalah makhluk hidup, mereka butuh makanan dan tempat hidup yang nyaman untuk
hidup. Dengan demikian terjadi hubungan saling ketergantungan antar makhluk
hidup dan juga antar makhluk hidup dengan lingkungannya. Hubungan saling
mempengaruhi yang terjadi antar makhluk hidup dengan lingkungan untuk
membentuk suatu sistem yang disebut ekosistem. Ekosistem terbentuk dari
komponen hidup (biotik), dan komponen tidak hidup (abiotik). Kedua komponen ini
sangat mempengaruhi distribusi persebaran organisme pada tempat yang
berbeda-beda.
3.2.Saran
Diharapkan bagi pembaca agar dapat melestarikan
keanekaragaman hayati agar tidak punah.
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Keanekaragaman_hayati
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home